Labels

Blog Archive

Categories

Popular Posts

Protection

Blogger templates

Blogger templates

Popular Posts

Skip to main content

Cerita Pendaki #1: Pengalaman Mendaki Gunung Pertama Kali

Saat kebanyakan orang mulai meninggalkan dunia menulis (baca: blog) dan beralih ke media video, entah kenapa tiba-tiba saya ingin menuliskan kembali semua pengalaman saya saat mendaki gunung. Mulai dari pengalaman pertama mendaki gunung sampai pengalaman mendaki beberapa gunung lainnya. Saya memang bukan pendaki yang memiliki banyak pengalaman jadi sepertinya cukup mudah untuk menceritakannya dalam beberapa postingan kedepan ditambah saya pertama kali mendaki gunung adalah 20 tahun yang lalu, jadi, jangan berharap ada photo atau cerita detail yang akan saya posting, dapat kembali mengingat ceritanya saja sudah uyuhan.. hehe
Minat saya terhadap kegiatan alam terbuka memang sudah muncul sejak saya duduk dibangku sekolah dasar, aktif di kegiatan pramuka dengan tujuan bisa bertualang dan camping, karena kalo bukan kegiatan pramuka tentunya orang tua tidak akan memberi izin camping pada anak kelas 3 atau 4 SD. Masuk SMP, hasrat saya untuk mencoba mendaki gunung semakin tinggi tetapi keinginan saya tertunda kembali karena di tingkat SMP saat itu belum ada organisasi pencinta alam. sempat ada ide untuk merintis membuat organisasi pencinta alam di sekolah, tetapi berkaca diri yang belum punya pengetahuan yang cukup bahkan belum memiliki pengalaman sama sekali, saya mengurungkan niat tersebut. Kelas satu SMP saya hanya mengikuti kegiatan camping pramuka kembali dan belum berkesempatan mendaki gunung, tapi selama itu saya mencari informasi-informasi tentang pendakian, organisasi pencinta alam dan semua yang berhubungan dengan gunung.
Naik kelas dua, saya meminta izin orang tua untuk bergabung dengan organisasi pencinta alam umum, namun karena usia saya yang dianggap belum siap orang tua saya tidak mengizinkan. Meskipun begitu orang tua saya tetap mencarikan solusi untuk menyalurkan minat saya, dan disepakatilah bahwa saya boleh ikut mendaki gunung dengan anak teman kerja orang tua saya yang sudah lulus SMA dan merupakan anggota sispala disekolahnya.
Tibalah hari yang bahagia itu, saat itu libur caturwulan 2 (yang gak tau bisa cari sendiri ya haha) dan saya boleh mendaki gunung bersama rombongan anggota sispala dengan pengawasan senior-senior yang sudah lulus SMA. Gunung pertama yang saya daki adalah gunung bangka, saya belum pernah dengar sebelumnya dan saya dapat informasi gunung bangka berada di pegunungan sawal ciamis.
Hari pendakian tiba, saat itu tahun 1999 sekitar bulan maret berbarengan dengan hitsnya lagu "kita" nya Sheila on 7 di radio. Saya sudah lupa bawa tas seperti apa, yang pasti bukan ransel untuk bawa barang-barang yang menurut saya harus dibawa dan selanjutnya akan menjadi pelajaran berharga untuk improvement di pendakian berikutnya. Perjalanan dimulai dengan negosiasi sewa angkot, hal itu dilakukan untuk menghemat waktu perjalanan dengan berganti angkutan dan berjalan kaki menuju desa terakhir, jadi diputuskan untuk sewa angkot sampai desa terakhir.
Sampai desa terakhir sekitar jam 4 sore, persiapan dan perizinan (pada waktu itu izin dilakukan kepada pengurus RT setempat dan tidak dikenakan biaya) selama 30 menit kemudian dimulai lah pendakian. Berjalan menanjak dijalan setapak selama kurang lebih satu jam dan sebelum gelap saya sudah sampai di lokasi camp dan itu lah gunung bangka. Sedikit kecewa sebenarnya karena tidak sesuai ekspektasi saya, Gunung Bangka atau bukit atau punggungan lebih tepatnya ternyata memiliki lokasi camp berada di pinggiran jalan setapak di sebuah punggungan bukit yang sedikit terbuka dan dapat melihat pemandangan lampu-lampu kota, setidaknya itu mengobati kekecewaan saya. Hanya rombongan saya yang ada dilokasi dan mendirikan dua tenda, satu jenis tenda pramuka besar dan satu lagi tenda jenis dome yang merupakan barang langka dan aneh saat itu, dalam pandangan saya tentunya. Malam hari dilalui dengan kegiatan memasak dan ngobrol santai. sumber air bisa didapatkan dari aliran air dengan menuruni lereng bukit yang penuh dengan pohon pinus selama 5 sampai 10 menit.
Pagi hari setelah sarapan sekitar pukul 9 pagi saya diajak oleh 2 orang senior dan satu anggota sispala untuk "jalan-jalan". Kami berempat berjalan kearah jantung pegunungan sawal dengan membawa beberapa makanan ringan dan air minum untuk disantap diperjalanan, saya mempercayakan semua nya pada para senior yang lebih berpengalaman. Berjalan menanjak sekitar 30-60 menit saya bisa melihat Gunung Bongkok yang merupakan salah satu puncak di pegunungan sawal, saya sangat mengenalnya karena memang terlihat dari pusat kota dengan puncak yang membungkuk (bongkok). 2 orang senior sudah beberapa kali mendaki puncak bongkok mengajak saya dan seorang anggota sispala untuk menuju puncak bongkok, saya langsung mengiyakan dan memang inilah petualangan yang saya inginkan.
Perjalanan menuju puncak bongkok ternyata tidak mudah berjalan selama sekitar dua jam, beberapa kali melewati persimpangan jalan setapak tanpa petunjuk, jalur naik turun khas pegunungan diakhiri dengan turunan tajam dan diujung turunan dihadapkan pada jalur dengan kemiringan 70 sampai 80 derajat menuju puncak bongkok. Jalur mengharuskan scrambling, harus hati hati karena jalur dipenuhi pepohonan dan tumbuhan yang sangat rapat, tetapi beberapa pohon sudah rapuh dan tidak bisa diandalkan menjadi pegangan. Setelah kurang lebih satu jam berjuang dijalur menanjak akhirnya saya sampai dipuncak bongkok, Jangan bayangkan puncak dengan pemandangan indah lautan awan atau hal indah lainnya, saya disambut lintah yang sudah menyerang di beberapa bagian tubuh terutama kaki. Puncak bongkok sangat sunyi, dengan ketinggian sekitar 1500 MDPL hanya terdengar suara angin dari lembah timur yang sangat dalam, tidak ada space untuk camp disana karena puncak masih tertutup pepohonan tinggi yang rapat, benar benar masih alami, indah sekali, pengalaman mendaki gunung pertama kali yang sangat berkesan.
Kami tidak berlama-lama di puncak bongkok, karena harus mengejar perjalanan turun, tim yang lain pasti sudah menunggu kami. Perjalanan turun menuju camp lebih cepat dua sampai dua setengah jam, dari camp dilanjutkan turun dan menyewa mobil bak terbuka dari penduduk sekitar untuk sampai akses angkutan umum, sampai akhirnya semua anggota pendakian berhasil sampai rumah masing-masing dengan selamat.


Comments