Setelah sebelumnya menyelesaikan sepuluh episode cerita pendaki, kali ini saya akan melanjutkan serial berikutnya dengan nama Family Hiking. Sesuai dengan namanya, yang akan saya ceritakan adalah kegiatan-kegiatan hiking keluarga saya. Pada episode pembuka saya akan menceritakan tentang pengalaman pertama hiking bersama keluarga ke Gunung Golkar.
Sebelumnya saya akan memperkenalkan anggota keluarga saya, ada saya sendiri, istri saya yang selanjutnya akan saya panggil Mommy dan anak saya yang masih berusia 4 tahun, selanjutnya akan saya panggil Eleanor. Pada hiking pertama ini, kami tidak sendirian, kami ditemani keluarga sepupu yang dulu pernah berpetualang bersama saya saat terjebak badai di Gunung Slamet, mengalami hal mistis di Gunung Lawu dan tersesat di Gunung Merbabu.
Bagi saya dan sepupu, hiking ini mungkin sedikit bernostalgia, karena saya dan sepupu terakhir mendaki gunung golkar sekitar lima belas tahun yang lalu. Kami berangkat dari rumah masing-masing jadi kami mennetukan tempat wisata cireong sebagai titik kumpul. Ya, sekarang di kaki gunung golkar sudah menjadi tempat wisata, cireong adalah nama sungai yang membelah pegunungan syawal di sisi selatan. Pertengahan tahun 90-an pernah terjadi banjir bandang sungai cireong yang menjadi berita nasional pada saat itu, banyak rumah hanyut dan jembatan terputus akibat bencana tersebut.
Jam 7.30 kami sudah berkumpul, menitipkan kendaraan di salah satu parkiran di cireong (untuk kendaraan roda dua bisa dibawa sampai pos pendakian) kemudian memulai berjalan sambil saya mengingat jalan-jalan yang harus dilalui untuk menuju ke gunung golkar. Tidak banyak yang berubah, mungkin hanya jembatan saja yang sekarang sudah bagus dan berwarna warni, di akhir tahun 90-an dan awal tahun 2000-an jembatan masih jelas terlihat bahwa itu adalah jembatan darurat sisa bencana banjir bandang sebelumnya.
Trek pertama yang dilalui adalah jalanan beton menanjak, sebenarnya jalur asli pendakian adalah melalui jalan setapak warga yang melewati pemukiman, tapi awal tahun 2000-an untuk meningkatkan kunjungan ke gunung golkar dan mengakomodir motor trail serta sepeda gunung maka dibuka jalur baru dengan membuka lereng timur jalur menjadi jalan yang cukup untuk dilalui satu buah mobil. Jalur seperti ini tidak disukai Eleanor, beberapa kali meluarkan kata "Ayoo ke Gunung", karena didalam pikirannya perjalanan ke gunung itu melalui jalur tanah menanjak dengan banyak pohon, seperti yang dia lihat di foto-foto atau video.
Jalur beton ini berakhir di pos pendakian gunung golkar kami tempuh sekitar 30-40 menit dengan berjalan santai dan berhenti kapan saja saat anak-anak mau beristirahat. Setelah itu jalur menjadi jalan setapak yang menunjukan bahwa itu jalur lama dan sesekali bersinggungan dengan jalur trail yang ditandai dengan jalur yang lebar. Ada beberapa jalur lama yang terlihat sudah tidak digunakan lagi, jadi kami mengambil jalan sedikit berputar mengikuti jalur baru, positif nya trek jadi tidak terlalu menanjak dan cocok untuk anak kecil.
Kami terus berjalan perlahan dan santai mengikuti kemampuan berjalan anak-anak dan menikmati udara segar sepanjang perjalanan serta ditemani suara-suara burung di sepanjang jalur. Eleanor terlihat sangat menikmati hiking pertamanya apalagi ditemani kakang, anak sepupu saya yang usia nya tidak terpaut jauh, Malah mommy yang mulai sedikit kecapean di beberapa tanjakan terakhir :). Sebagai informasi, eleanor sendirilah yang meminta hiking, dia sangat tertarik mendaki gunung dan camping karena melihat foto-foto saya dan mommy saat hiking ataupun camping. Jadi, karena atas keinginannya sendiri, eleanor tidak mengeluh capek, kalo sudah terasa cape eleanor akan meminta istirahat sejenak kemudian dia pula yang akan meminta kita untuk berjalan kembali.
Sekitar 40 menit perjalanan dari pos pendakian sampailah kami di puncak gunung golkar, terlihat ada tiga tenda di camp site utama. Jadi meskipun tidak ada pembagian dan penamaan secara formal, saat gunung golkar pada masa kejayaannya, puncak gunung golkar terbagi menjadi empat camp site besar. Pertama camp site timur, merupakan tempat tertinggi kedua di area itu, view dari sana adalah kota ciamis dan sebagian kecil kota tasik, saat ini terlihat sudah lama tidak digunakan dan tertutupi ilalang yang cukup tinggi. Kedua adalah camp site utama, favorit untuk dijadikan tempat camp, dari sana bisa melihat dengan jelas kota ciamis dan tasik karena merupakan tempat tertinggi di area itu. Ketiga adalah camp site barat dapat menampung banyak tenda karena merupakan dataran yang cukup luas, dari sini pemandangan kota tasik terlihat jelas dan terbuka. Bagi yang suka ketenangan maka mereka akan camp di camp site keempat, yaitu di hutan pinus, lokasinya sekitar 5-10 menit ke sebelah barat daya dari camp site barat.
Jam 7.30 kami sudah berkumpul, menitipkan kendaraan di salah satu parkiran di cireong (untuk kendaraan roda dua bisa dibawa sampai pos pendakian) kemudian memulai berjalan sambil saya mengingat jalan-jalan yang harus dilalui untuk menuju ke gunung golkar. Tidak banyak yang berubah, mungkin hanya jembatan saja yang sekarang sudah bagus dan berwarna warni, di akhir tahun 90-an dan awal tahun 2000-an jembatan masih jelas terlihat bahwa itu adalah jembatan darurat sisa bencana banjir bandang sebelumnya.
Trek pertama yang dilalui adalah jalanan beton menanjak, sebenarnya jalur asli pendakian adalah melalui jalan setapak warga yang melewati pemukiman, tapi awal tahun 2000-an untuk meningkatkan kunjungan ke gunung golkar dan mengakomodir motor trail serta sepeda gunung maka dibuka jalur baru dengan membuka lereng timur jalur menjadi jalan yang cukup untuk dilalui satu buah mobil. Jalur seperti ini tidak disukai Eleanor, beberapa kali meluarkan kata "Ayoo ke Gunung", karena didalam pikirannya perjalanan ke gunung itu melalui jalur tanah menanjak dengan banyak pohon, seperti yang dia lihat di foto-foto atau video.
Jalur beton ini berakhir di pos pendakian gunung golkar kami tempuh sekitar 30-40 menit dengan berjalan santai dan berhenti kapan saja saat anak-anak mau beristirahat. Setelah itu jalur menjadi jalan setapak yang menunjukan bahwa itu jalur lama dan sesekali bersinggungan dengan jalur trail yang ditandai dengan jalur yang lebar. Ada beberapa jalur lama yang terlihat sudah tidak digunakan lagi, jadi kami mengambil jalan sedikit berputar mengikuti jalur baru, positif nya trek jadi tidak terlalu menanjak dan cocok untuk anak kecil.
Kami terus berjalan perlahan dan santai mengikuti kemampuan berjalan anak-anak dan menikmati udara segar sepanjang perjalanan serta ditemani suara-suara burung di sepanjang jalur. Eleanor terlihat sangat menikmati hiking pertamanya apalagi ditemani kakang, anak sepupu saya yang usia nya tidak terpaut jauh, Malah mommy yang mulai sedikit kecapean di beberapa tanjakan terakhir :). Sebagai informasi, eleanor sendirilah yang meminta hiking, dia sangat tertarik mendaki gunung dan camping karena melihat foto-foto saya dan mommy saat hiking ataupun camping. Jadi, karena atas keinginannya sendiri, eleanor tidak mengeluh capek, kalo sudah terasa cape eleanor akan meminta istirahat sejenak kemudian dia pula yang akan meminta kita untuk berjalan kembali.
Sekitar 40 menit perjalanan dari pos pendakian sampailah kami di puncak gunung golkar, terlihat ada tiga tenda di camp site utama. Jadi meskipun tidak ada pembagian dan penamaan secara formal, saat gunung golkar pada masa kejayaannya, puncak gunung golkar terbagi menjadi empat camp site besar. Pertama camp site timur, merupakan tempat tertinggi kedua di area itu, view dari sana adalah kota ciamis dan sebagian kecil kota tasik, saat ini terlihat sudah lama tidak digunakan dan tertutupi ilalang yang cukup tinggi. Kedua adalah camp site utama, favorit untuk dijadikan tempat camp, dari sana bisa melihat dengan jelas kota ciamis dan tasik karena merupakan tempat tertinggi di area itu. Ketiga adalah camp site barat dapat menampung banyak tenda karena merupakan dataran yang cukup luas, dari sini pemandangan kota tasik terlihat jelas dan terbuka. Bagi yang suka ketenangan maka mereka akan camp di camp site keempat, yaitu di hutan pinus, lokasinya sekitar 5-10 menit ke sebelah barat daya dari camp site barat.
Sekarang kondisinya sedikit berubah, camp site barat lebih luas dan sedikit "menembus" perbatasan hutan pinus tempat akhir jalur trail di puncak gunung golkar. Kami menikmati udara minggu pagi di antara pohon-pohon pinus, membuka bekal makanan ringan dan mengambil beberapa foto. Senang rasanya bisa mewujudkan keinginan eleanor untuk mendaki gunung sekaligus kembali lagi setelah lima belas tahun ke gunung yang menempa fisik dan mental saya saat masih aktif mendaki gunung.
Saat perjalanan turun kami salah mengambil jalur dan masuk ke jalur trail, karena jalur trail cukup lebar dan luas kami sempat diganggu beberapa anjing yang membuat anak anak cukup ketakutan. Pembelajaran untuk perjalanan selanjutnya selalu membawa treking pole untuk mengatasi hal-hal semacam ini. Selain itu, saat perjalanan turun, anak-anak harus di dampingi karena bagi anak-anak rawan untuk terjatuh dan lebih berbahaya saat perjalanan turun. Kami sempat singgah di pos pendakian untuk beristirahat cukup lama sehingga waktu tempuh turun tidak beda jauh dengan saat kami naik. Pengalaman pertama hiking yang luar biasa bersama keluarga kecil. Terima kasih telah membaca dan nantikan cerita-cerita hiking lainnya dari keluarga kami :)
Comments
Post a Comment