Labels

Blog Archive

Categories

Popular Posts

Protection

Blogger templates

Blogger templates

Popular Posts

Skip to main content

Family Hiking #3: Kabut di Puncak Puspa

Sudah episode tiga aja nih serial Family Hiking nya 😊. Kali ini Saya dan keluarga akan hiking ke Puncak Puspa. Dimanakah Puncak Puspa? Puncak Puspa masih satu pegunungan dengan Gunung Golkar yaitu berada pada Pegunungan Syawal Ciamis, yang membedakan adalah Gunung Golkar berada pada sisi selatan Pegunungan Syawal sementara Puncak Puspa berada pada sisi barat Pegunungan Syawal.

Puncak Puspa terletak di Panumbangan Ciamis, dari Kota Tasikmalaya kita bisa menuju ke arah Pager Ageung via Panumbangan. Tenang saja, kita sudah bisa menggunakan Google Maps untuk menuju Puncak Puspa, jadi tidak perlu khawatir nyasar meskipun belum pernah ke Puncak Puspa sebelumnya. Disarankan menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju ke pos pendakian Puncak Puspa, sepeda motor lebih baik apalagi jika ada niat untuk menginap, karena di area pos pendakian tidak tersedia lahan parkir mobil, hanya cukup satu atau dua mobil saja.

Perlu tiga puluh menit perjalanan dari tempat tinggal saya menuju pos pendakian. Jalan menanjak akan kita temui sejak masuk ke jalan desa selepas dari jalan utama Panumbangan. Jalanannya pun cukup sempit pada beberapa area bahkan tidak cukup untuk dua arah mobil. Pos pendakian untuk menuju puncak puspa merupakan bangungan bambu sederhana, kita harus membayar retribusi masuk ke area puncak puspa dan membayar parkir. Jika ingin menginap atau camping akan dikenakan biaya tambahan. Tersedia juga ojek dari pos pendakian sampai puncak puspa, mungkin bisa jadi pilihan menitipkan perlengkapan camping untuk mengurangi beban pendakian.

Kami mulai perjalanan dari pos pendakian sekitar pukul delapan pagi. 75% trek menuju puncak puspa adalah jalan berbatu, ditemani kabut yang terus turun dan sesekali gerimis membuat licin jalanan berbatu. Perlu kewaspadaan terlebih dalam mengawasi Eleanor yang masih berusia empat tahun. Seperti trek beton di gunung golkar, Eleanor tidak menyukai trek berbatu ini, selain memang cukup licin dan berbahaya. Tetapi karena hiking kali ini ditemani lagi oleh dua sepupunya, Eleanor tetap semangat melahap trek berbatu dengan sesekali meminta gendong jika merasa lelah.

Semangat nya kembali meluap ketika sampai disisa 25% trek yang di dominasi oleh trek tanah. Tidak lama kemudian kami pun sampai di puncak puspa, masih ditemani kabut tebal sehingga tidak bisa melihat pemandangan dengan lepas. 


Beberapa pengunjung yang camping dari hari sebelumnya sedang bersiap membongkar tendanya, sebagian lagi masih menikmati suasana pagi berkabut di puncak puspa. Dari sekian banyak pengunjung yang camping, ada juga yang membawa anak berusia dua tahun, semoga lain kali kami juga bisa camping bersama di puncak puspa. Oh iya kami juga mengambil beberapa video untuk dokumentasi dan kami menyimpannya di youtube untuk sesekali kami lihat kembali pengalaman menyenangkan hiking bersama keluarga.




Comments