Hi semuanya, akhirnya senang sekali bisa nulis lagi setelah kurang lebih empat tahun mengalami banyak hal. Oh ya, mulai dari sekarang saya akan memanggil temen2 pembaca dengan panggilan "sahabat cksb" yang merupakan singkatan dari catatan kecil seorang backpacker yang merupakan nama dari blog ini, meskipun ya saya ini gak backpakcer-backpacker amat hehe.. dan saya juga yakin sebenarnya gk ada yang peduli juga dengan hal ini haha..
Ok kita mulai sahabat cksb, kali ini saya akan melakukan review sendal gunung yang saya punya, karena semua review yang saya buat dari dulu adalah barang yang saya pakai sendiri jadi tidak pernah sengaja beli untuk keperluan review saja. sendal gunung yang akan saya review adalah sendal gunung merk eiger dan rei. sebelum dilanjutkan, sebagai informasi saja bagi sahabat cksb yang baru baca tulisan terutama review saya, review yang saya lakukan itu hanya sebatas ulasan testimoni setelah saya menggunakan barangnya jadi tidak membahas spesifikasi bahan atau hal teknis lainnya. sekarang bener-bener mulai ya..
Pertama yang akan saya review adalah sendal gunung rei, jangan tanya tipe apa karena saya uda lupa dan mungkin barang nya juga sudah gak beredar lagi dipasaran. sendal gunung rei ini saya beli sekitar 4 tahun lalu dengan harga sekitar Rp 120.000 sebagai pengganti sendal eiger lama saya yang hilang entah kemana. sendal gunung rei ini adalah tipe sendal gunung standar model jepit lengkap dengan ikat belakang agar sendal tidak mudah bergerser saat digunakan, yang jadi pembeda dan membuat saya membeli sendal gunung ini adalah warnanya, merah. jika lihat tulisan saya dari dulu saya memang suka perlengkapan outdoor dengan warna mencolok dan memang seperti itu lah seharusnya, sahabat cksb pasti sudah tau alasannya. bobot sendalnya lumayan berat seperti sendal gunung pada umumnya, biasanya bobot berat ini pengaruh dari sol nya yang memang di desain agar sendal bisa mencengkram medan sebaik mungkin. model sendal gunung seperti ini sangat baik saat digunakan kegiatan di alam terbuka, kekuatan cengkraman pada medan yang saya lewati hampir sama dengan pada saat saya menggunakan sepatu gunung. kelemahan sendal gunung tipe seperti ini adalah jika terkena air, bahan sendal (selain sol) memerlukan waktu yang cukup lama untuk kering kembali. hal ini cukup menganggu karena perlengkapan outdoor yang baik menurut saya harus bisa cepat kering ketika terkena air. selain itu jikat sendal kotor harus segera di cuci jika tidak akan memerlukan tenaga extra untuk mencucinya.
untuk ketahanan setelah 4 tahun pemakaian jahitan dekat perekat salah satu sendal mulai rusak, meskipun sendal masih bisa dipakai dengan normal tetapi saya harus berpikir ulang jika akan digunakan lagi untuk hiking dengan kondisi seperti itu, dan satu lagi sendal gunung ini tidak cocok digunakan untuk lifestyle biasa.
Kedua adalah sendal gunung eiger. saya membeli sendal gunung ini memang untuk keperluan lifestyle saja bukan untuk kegiatan di alam terbuka. sendal ini sudah berusia satu tahun dan saya beli dengan harga kurang lebih Rp 145.000 (maaf kalo salah bukan pengingat harga yang baik hehe) masih tipe jepit dengan ikat belakang. uniknya bahan yang digunakan untuk ikat belakang adalah bukan perekat yang biasa digunakan pada sendal gunung pada umumnya melainkan bahan yang saya tidak tau namanya untuk bagian belakang dan bagian depan adalah tali seperti bahan gelang. jadi saat kita menggunakan sendal sekilas saya seperti menggunakan gelang kaki pada kedua kaki saya.
sendal ini belum pernah saya gunakan untuk kegiatan di alam terbuka (tapi maaf ya, ternyata di foto terlihat kotor sekali hehe..), karena memang pertama tujuan saya beli bukan untuk itu, kedua, sol nya terasa lebih licin dibanding sendal gunung lainnya (emang untuk keperluan lifestyle sepertinya) ketiga, menurut saya sendal ini kurang baik jika digunakan untuk kegiatan seperti hiking, setidaknya itu pendapat saya setelah setahun menggunakan sendal gunung ini. model sendal gunung eiger ini memang bagus, tapi pada saat digunakan sering kali setelan sendal bergeser dengan sendirinya yang menyebabkan genggaman kaki pada sendal jadi berkurang (mungkin karena pengaruh tidak pake perekat) selain itu, penggunaan sendal untuk berjalan dalam jangka waktu yang cukup lama berpotensi menimbulkan lecet pada bagian tertentu hal ini disebabkan setelan sendal yang berubah dengan sendirinya dan bisa diatasi dengan menyetel ulang jika sendal dirasakan sudah kurang nyaman digunakan. diluar semua kekurangannya, saya tetap suka sendal gunung ini digunakan untuk lifestyle, mudah dicuci, ringan dan tetap kuat.
Comments
Post a Comment