Sebagai "Switzerland van Java" di mana dijadikan tujuan wisata pada era Hindia Belanda, Kota Garut masih mempertahankan keindahan alam seperti gunung, danau, dodol fenomenalnya, terutama kebudayaannya yang tidak pernah luntur. Itulah mengapa Gebyar Pesona Budaya Garut masih jadi acara yang berjaya untuk memperkenalkan budaya Kota Garut selama 17 tahun terakhir (acara terakhir berlangsung pada 6-7 April 2019).
Acara Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) diadakan sebagai acara puncak peringatan Hari Jadi Kota Garut. Di dalamnya, bisa terlihat banyak sisi menarik seni budaya Kota Garut seperti Rampak Silat Bambu Runcing, Musik Angklung & Arumba, Pagelaran Seni Dangiang Tandang, serta pertama kalinya di tahun 2019 sebanyak 206 masyarakat Kota Garut membawakan alat musik Celentung sehingga dapat memecahkan Rekor Muri. Sebagai agenda besar "Calendar of Event" Kemenpar, GPBG juga turut dihadiri oleh enam duta besar dari negara-negara sahabat.
Inilah yang membuat Kota Garut memiliki cagar alam yang sempurna. Kota Garut menjunjung tinggi budaya leluhur sehingga cagar alam masih terjaga sempurna karena budayanya. Banyak destinasi wisata di Kota Garut yang bisa dikunjungi dan dinikmati seperti Gunung Papandayan, Situ Bagendit, Danau Kampung Sampireun, pemandian air panas di Cipanas, berarungjeram di Sungai Cikadang, Pantai Santolo, Pantai Sayang Heulang, Pantai Puncak Guha, Pantai Gunung Geder, Pantai Taman Manalusu, serta Pantai Ranca Buaya.
Satu hal lagi yang perlu diketahui tentang destinasi wisata di Kota Garut adalah memiliki akses yang baik. Jadi tidak perlu repot untuk menuju destinasi-destinasi wisata di Kota Garut. Kembali lagi, ini dikarenakan komitmen Kota Garut untuk menjaga budaya leluhur sehingga mudah untuk diakses oleh pengunjung demi menikmati pemandangan alam terpadu dengan budaya dan tentunya dengan segelas Kopi Garut serta dodol Kota Garut yang melegenda.
Sumber: www.wonderfulwestjava.com
Comments
Post a Comment