Labels

Blog Archive

Categories

Popular Posts

Protection

Blogger templates

Blogger templates

Popular Posts

Skip to main content

Menyisir Pantai Ancol Jakarta


Hi travelers, malam tahun baru saya lewati dengan tidur lebih awal di kamar sendiri, tidak melakukan perjalanan tentunya. Barulah di penghujung januari ini saya kembali melakukan perjalanan. Masih disekitar jakarta dan juga masih tempat favorit warga ibukota, ya, saya melakukan perjalanan ke  Ancol.

Ancol dapat diakses dari tempat tinggal saya di tebet menggunakan angkot ke arah kampung melayu kemudian disambung menggunakan transjakarta dengan trayek kampung melayu - ancol. Jika travelers dari luar kota, ancol bisa diakses dari terminal kampung rambutan menggunakan transjakarta menuju kampung melayu, transit dan selanjutnya menggunakan  tranjakarta menuju ancol. Halte transjakarta ancol langsung terintegrasi dengan loket masuk ancol. Mungkin karena akses yang mudah inilah banyak travelers yang menggunakan transjakarta untuk melakukan perjalanan ke tempat wisata Ancol.

Siapa yang tidak kenal dengan Ancol, dengan segala atraksi modernnya. Tapi saya memilih ingin menikmati suasana alam pantai ancol. Setelah sampai di halte ancol dan membayar tiket masuk seharga 25 ribu/Orang saya disambut jasa ojek  untuk mengantar ke area pantai. Tetapi karena tujuan saya untuk menikmati suasana disekitar ancol jadi saya memuskan untuk berjalan kaki.



Ada dua pilihan untuk rute berjalan kaki saat saya turun dari loket masuk, ke kanan dengan melewati keramaian dan area depan dufan atau kekiri menyusuri dermaga. saya memilih rute berjalan kaki menyusuri dermaga. Benar saja rute pilihan saya menyajikan pemandangan yang benar-benar beda, selama berjalan kaki saya disajikan dengan pemandangan berbagai jenis kapal cepat, ada dua puluh lebih dermaga dengan penuh sandaran kapal-kapal tersebut. fyi kapal tersebut digunakan untuk melakukan penyebrangan menuju kepulauan seribu dari dermaga ancol. Tentu saja biaya yang harus dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan kapal penyebrangan biasanya.



Untuk menuju pantai tempat kita menikmati pemandangan, setelah berjalan menyusuri dermaga kita harus belok ke arah kanan di lokasi marina resort, berjalan lagi sampai ada bangunan seperti dermaga yang menjorok ke laut. disini lah sebagian besar pengunjung ancol menikmati suasan pantai. Ada sedikit pasir pantai untuk tempat bermain air bagi anak-anak.

Berjalan kaki membuat saya harus menambah energi, tenang saja hampir semua tempat makan disini memajang harga, jadi saya bisa memilih tempat yang harganya sesuai dengan dompet, haha. Makan Nasi goreng, kentang goreng dan es teh manis cukup membuat badan saya kuat untuk menyambut angin pantai ancol yang cukup kencang.



Mengambil beberapa gambar, kemudian diam beberapa lama menikmati suasan alam yang menjadi barang langka di jakarta. Langit semakin mendung, saya memutuskan untuk berjalan kembali menuju pulang. Baru beberapa langkah saya ditawarkan untuk naik perahu, "dua orang lagi langsung berangkat". saya sangat tertarik karena memang sebelumnya saya sempat ingin naik perahu keliling di sekitar pantai, tanpa ombak. tapi saya lihat perahu harus cari muatan sampai kuota yang ditetapkan pemilik perahu terpenuhi, dan itu cukup membuang waktu. Jadi saat ada kesempatan emas tidak harus menunggu untuk naik perahu saya tidak sia-siakan.



Manusia memang hanya bisa berencana, alasan saya naik perahu karena melihat trayek perahu itu hanya berkeliling di area yang tidak terkena ombak. tapi ternyata perahu yang saya tumpangi akan mengantar penumpang perahu keujung timur pantai ancol. Jalurnya melewati laut lepas terbuka dan gelombang yang menurut saya cukup besar untuk perahu yang saya tumpangi. Perahu tergoncang lumayan kencang dan menguji adrenalin penumpang. Beberapa penumpang langsung memakai pelampung yang tersedia karena memang bagi penumpang perahu, goncangan yang terjadi serasa akan membuat perahu terbalik. Pemilik perahu menenangkan penumpang dan menginformasikan bahwa hal ini tidak berbahaya dan gelombang seperti ini sudah biasa. Karena jika sedang gelombang tinggi pemilik perahu pun enggan mengambil resiko bahaya dengan melewatinya.

Setelah mengantarkan penumpang, meskipun sudah mendapatkan informasi dari pemilik perahu, tetap saja perjalanan kembali melewati gelombang tadi membuat adrenalin kembali meningkat. Pengalaman naik perahu dan diterjang gelombang mengakhiri perjalanan kali ini. saya kembali pulang dengan selamat.




Comments